Gurulyov menyesalkan strategi militer Rusia saat ini yang hanya bisa mewaspadai setiap senjata yang dipasok Barat ke Ukraina, bukannya menyusun strategi untuk melawan ke depannya.
“Sayangnya, dalam hal ini, kami mengejar ketinggalan. Kami bertahan. Kami menunggu mereka membawa sesuatu dan kemudian mencari cara untuk melawannya,” papar Gurulyov.
Baca Juga:
Pidato Strategis Prabowo di SPIEF Rusia: Seruan Kedaulatan Pangan hingga Energi Bersih
Newsweek melaporkan, ucapan Gurulyov tersebut adalah indikasi terbaru bahwa invasi Rusia tersendat.
Sepanjang konflik, muncul sejumlah laporan tentang Rusia yang kesulitan mempertahankan pasukan yang termotivasi dan terlatih dengan baik.
Pekan ini, Ukraina mengatakan bahwa lebih dari 1 juta tentara Rusia telah menghubungi hotline penyerahan diri.
Baca Juga:
Koalisi Timur Bangkit, Putin dan Xi Beri Peringatan Keras ke AS Soal Konflik Israel-Iran
Profesor hubungan internasional di University of Southern California Robert English mengatakan kepada Newsweek bahwa ada banyak orang di Rusia yang menyadari kesalahan militer Moskwa.
Sehingga, ucap English, para pejabat Rusia "terus berbohong" tentang realitas konflik.
“Jadi mengakui bahwa militer Rusia telah macet dan menderita kekalahan besar tidak dapat dihindari,” kata English.