WahanaNews.co | Pengadilan banding Israel membatalkan putusan hakim yang memerintahkan pembebasan tiga warga Yahudi yang ketahuan beribadah di kompleks Masjid Al Aqsa.
Putusan hakim itu memicu kemarahan Palestina, bahkan diprotes oleh pemerintahan Perdana Menteri Naftali Bennett.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Di bawah "status quo" yang sudah berjalan puluhan tahun, orang Yahudi dilarang beribadah di Masjid Al Aqsa meski masih dibolehkan memasuki kompleks layaknya pengunjung biasa.
Kompleks Masjid Al Aqsa, tempat suci ketiga bagi umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Arab Saudi, juga dianggap suci oleh orang Yahudi yang menyebutnya sebagai Bukit Bait Suci.
Orang-orang Yahudi ekstrem sering menerobos penjagaan agar bisa memasukinya, dikawal oleh pasukan keamanan Zionis.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Tiga pemuda Yahudi ditahan polisi Israel pekan lalu setelah beribadah di kompleks Masjid Al Aqsa.
Namun Pengadilan Yerusalem membebaskan mereka dan mementahkan dakwaan polisi.
Putusan pengadilan itu memicu protes dari Palestina karena menganggap Israel telah melanggar kesepakatan untuk menjaga status quo.
Pemerintah lalu mengajukan banding atas putusan itu dan pada Rabu (25/5/2022) malam Pengadilan Distrik Yerusalem mengabulkannya.
"Hak atas kebebasan beribadah bagi Yahudi di sana tidak mutlak, dan harus digantikan oleh kepentingan lain, di antaranya untuk menjaga ketertiban umum", kata Hakim Einat Avman-Moller, dalam putusannya.[rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.