WahanaNews.co | Awalnya, Elad Maor sangat ketakutan bakal menulari ratusan orang ketika dia jadi orang Israel pertama yang dites positif Covid-19 varian Omicron pada Sabtu pagi pekan lalu.
Tiga hari sebelum dites positif, Dr Maor, dokter spesialis jantung, menghadiri rapat staf besar di rumah sakit di timur Tel Aviv. Dia memasang ring ke arteri 10 pasien.
Baca Juga:
Banyak Warga Israel Masuk RS, Ini Fakta-fakta Serangan Virus Mematikan West Nile
Dan dia kemudian mengemudi ke konferensi kardiologi di utara Tel Aviv, satu mobil dalam perjalanan 90 menit bersama seorang koleganya yang berusia 70 tahun, dan makan siang di sana bersama lima orang lainnya di sebuah kantin yang ramai.
Dokter Maor (45), juga pernah menghadiri pertunjukan piano bersama puluhan penonton, di mana anaknya yang berusia 13 tahun memainkan karya pendek Stephen Heller, komposer Hungaria. Dan akhirnya, Jumat malam lalu, Maor memakan hidangan ikan di rumah mertuanya, bersama dengan istri dan sembilan anggota keluarga lainnya.
Tapi dari banyak orang yang pernah kontak dengannya, sebagian besar dari mereka telah menerima suntikan booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech, hanya koleganya yang berusia 70 tahun yang dites positif varian Omicron lima hari setelahnya.
Baca Juga:
Demam Lassa Menyebabkan 156 Kematian di Nigeria dalam Empat Bulan Terakhir
Jumlahnya mungkin bertambah, karena virus membutuhkan waktu beberapa hari untuk muncul saat tes, dan tidak setiap kontak telah dites. Tapi sedikitnya 50 orang telah diskrining dengan tes PCR oleh rumah sakit di mana Maor bertugas, Rumah Sakit Pusat Sheba, dan setidaknya 10 di antaranya telah dites setidaknya tiga kali.
Hasil awal ini telah membuat para ahli penyakit menular di Sheba, yang menampung salah satu laboratorium virus corona terkemuka Israel, memperkirakan orang yang telah divaksinasi tiga kali mungkin tidak rentan terhadap Omicron seperti yang ditakuti pertama kali.
Walaupun Maor bertemu banyak orang pekan lalu, hampir semuanya merupakan tenaga kesehatan atau anggota keluarga. Dan sebagian besar orang yang menghabiskan waktu paling banyak dengannya telah divaksinasi lengkap dan bahkan telah mendapatkan suntikan penguat atau dosis ketiga.
Penting untuk tidak memperkirakan terlalu banyak kasus yang terisolasi, menurut Profesor Gili Regev-Yochay, direktur unit epidemiologi penyakit menular di Sheba, yang membantu memimpin penelitian tentang virus tersebut.
"Tapi ini benar-benar menyampaikan pada kita, dalam beberapa kasus, Omicron tidak begitu menular jika Anda telah divaksinasi," jelasnya, dikutip dari The New York Times, Kamis (2/12).
"Dan menurut saya itu bukan hal yang besar."
Bagi Maor yang masih menjalani isolasi di rumah pada Rabu malam, ia masih mengkhawatirkan dirinya terkena Covid parah, walaupun dirinya telah divaksinasi lengkap, dan walaupun bukan perokok, sehat tanpa kondisi medis kronis. Spesialis jantung itu menghabiskan hari Sabtu dan Minggu di tempat tidur karena demam, sakit tenggorokan, dan nyeri otot — dan baru mulai merasa jauh lebih baik pada Rabu sore.
“Terlepas dari segalanya, terlepas dari vaksin dan booster, saya berada di tempat tidur selama 48 jam,” katanya dalam sebuah wawancara telepon.
“Jika saya tidak divaksin, saya mungkin akan berakhir di rumah sakit.”
Menurut Profesor Regev-Yochay, pakar virus corona, pengalaman rekannya menyoroti perlunya para pelancong untuk terus melakukan tes diri dan menghindari tempat-tempat ramai selama beberapa hari setelah tiba dari negara dengan tingkat infeksi yang tinggi.
Dokter Maor pulang Rabu lalu dari London, di mana dia menghadiri konferensi kardiologi yang ramai. Karena dia telah dites negatif dua kali di London, dan ketiga kalinya setibanya di Israel, dia mengira dia aman untuk melakukan operasi pasien seperti biasa. Tetapi pengalamannya menyoroti bagaimana virus mungkin tidak muncul dalam tes selama beberapa hari.
Menurut Profesor Regev, itu menunjukkan bahwa idealnya, setiap pendatang baru ke negara itu akan dites setiap pagi setidaknya selama lima hari setelah mereka mendarat.
“Masyarakat harus berhati-hati,” katanya.
“Setiap hari dalam kegiatan sehari-hari." [rin]