Secara keseluruhan, Riska menilai pasar modal dunia
cenderung mendukung Biden. Selain fluktuasi pasar akibat 'efek cuitan' Trump
akan mampu diredam, perang dagang China-AS pun diramal akan berakhir.
Di sisi lain, AS berpotensi 'berperang' dengan Rusia.
Seperti diketahui, di berbagai kesempatan Biden menyebut Rusia sebagai ancaman
terbesar bagi AS.
Baca Juga:
Cegah Polarisasi dan Calon Tunggal, MK Hapus Syarat Presidential Threshold
"Kalau Trump akan menang lagi, indeks bisa lebih
fluktuatif karena Trump sering memberikan pernyataan di Twitter yang menjadi
sorotan dan cukup kontroversial," lanjutnya.
Sedangkan, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee
menilai pelaku pasar hanya berharap pemilu berlangsung cepat dan damai.
Menurut Hans, pemenang dari pemilu ini bukan sorotan utama
pelaku pasar, melainkan stimulus fiskal AS. Dengan selesainya pemilu, siapapun
pemenangnya akan menggelontorkan stimulus yang telah ditunggu-tunggu oleh
pasar.
Baca Juga:
Pilpres AS 2024: Dukungan Muslim Bawa Trump Menang atas Kamala
Jika Biden menang dan Trump menolak mengakui kekalahannya,
Hans menilai indeks dunia berpotensi bergejolak akibat dari ketidakpastian.
Diketahui, Trump telah memberi sinyal bahwa ia akan menolak kekalahan karena
dinilai pemilihan lewat balot adalah sebuah kecurangan.
"Ini bisa menyebabkan konflik berkepanjangan dan jadi
beban ketidakpastian, ini yang menjadi sentimen kalau terjadi di pasar,"
ungkapnya.
Sementara itu, Hans menilai jika Trump kalah, kebijakan pro
pengusaha dengan menekan pajak akan berakhir. Hal itu berdampak negatif
terhadap pasar modal AS. Kemungkinan, katanya, dana asing akan keluar dari Wall
Street dan parkir di pasar berkembang.