"(Tas itu) Tak pernah dalam
bahaya," kata seorang sumber yang mengetahui peristiwa itu.
Bahkan jika para perusuh berhasil
mengambil tas nuklir itu, setiap perintah serangan nuklir masih perlu
dikonfirmasi dan diproses oleh militer.
Baca Juga:
Houthi Tunjukkan Taring, Drone Canggih Reaper AS Berjatuhan di Langit Yaman
Namun, peristiwa
6 Januari hanya satu dari sekian banyak kejadian selama pemerintahan Trump di
mana keamanan tas nuklir mengundang pertanyaan.
Pada November 2017, ketika Trump
berada di Beijing untuk bersantap siang bersama Presiden China, Xi Jinping, seorang pejabat keamanan China bertengkar di ruangan
lain dengan ajudan militer AS yang membawa tas tersebut.
Kepala staf Gedung Putih saat itu,
John Kelly, seorang pensiunan jenderal, turun tangan dan terlibat pertengkaran
fisik dengan pejabat China itu untuk memastikan tas nuklir tidak lepas dari
tangan sang ajudan, kata mantan pejabat senior pemerintahan Trump.
Baca Juga:
MD-19, Drone Hipersonik China yang Bisa Bikin Pentagon Ketar-ketir
Saat seorang pejabat AS berbicara
dengan pejabat China tentang insiden itu, China ingin meminta maaf kepada
Kelly.
Namun Kelly menolak untuk memaafkan,
kata pejabat tadi.
"Katakan pada mereka, mereka bisa
datang meminta maaf kepada saya di Washington," kata Kelly, menurut
pejabat itu.