WahanaNews.co | Yevgeny Priogozhin, pentolan pasukan bayaran Rusia Wagner Group, tak terima personelnya diusir dari markas operasi militer khusus di wilayah Ukraina pada Senin (6/3/2023).
Prigozhin mengungkapkan hal itu di tengah ketegangannya dengan pejabat militer Rusia dalam perang di Ukraina.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Ia menyebutkan, pengusiran tersebut terjadi sehari setelah Wagner mendesak militer Rusia memberikan suplai amunisi dari pusat komando operasi militer khusus (MSO).
"Pada 5 Maret, saya menulis surat kepada komandan SMO untuk mengalokasikan kebutuhan mendesak akan pasokan amunisi. Pada 6 Maret, perwakilan saya yang berada di markas dibatalkan akses masuknya dan ditolak masuk," kata Prigozhin dalam akun Telegramnya, seperti dikutip dari Reuters.
Sejak pertengahan Januari, operasi tempur di Ukraina dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat Rusia, Jenderal Valery Gerasimov.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Sebelumnya, Prigozhin mengklaim bahwa tentaranya berperan penting dalam penyerangan kota Bakhmut. Namun, dia sangat kecewa karena militer Rusia meremehkan kontribusinya.
Dalam sebuah video pendek, dia mengulangi keluhan bahwa anggotanya kekurangan amunisi.
Prigozhin juga memperingatkan jika pasukan Wagner sampai ditarik mundur, Rusia bakal rugi besar.
"Jika Wagner menarik [pasukan] dari Bakhmut sekarang, semua garis depan akan runtuh," kata Prigozhin dalam sebuah video pada akhir pekan lalu, seperti dikutip Reuters.
Ia kemudian berujar, "Situasinya tak kondusif bagi semua formasi militer yang siap melindungi Rusia," pungkasnya. [ast/eta]