Melansir Kompas.com, ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mengoperasikan kereta cepat di seluruh negeri -jalur berkecepatan tinggi sedang dibangun antara ibu kota finansial Mumbai dan kota Ahmedabad.
Namun, mantan kepala Dewan Kereta Api, Vivek Sahai, berkata tergelincir keluar jalur atau derailment terus menjadi momok bagi kereta api di India.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
"Kereta bisa keluar jalur karena berbagai alasan, relnya bisa kurang terawat, ada kerusakan di gerbong, dan bisa jadi ada kesalahan dalam mengemudikannya," jelasnya.
Laporan keselamatan kereta api pemerintah untuk 2019-2020 menemukan bahwa tergelincir keluar jalur menjadi penyebab 70 persen kecelakaan kereta api, naik dari 68 persen pada tahun sebelumnya.
Kebakaran dan tabrakan menjadi penyebab terbanyak berikutnya, masing-masing menyumbang 14 persen dan 8 persen dari total kecelakaan.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Menurut hitungan laporan tersebut, terjadi 40 insiden keluar jalur, yakni 33 kereta penumpang dan tujuh kereta barangm selama tahun yang diamati.
Dari jumlah tersebut, 17 insiden disebabkan oleh "cacat" pada rel. Ini bisa termasuk retak dan rel terbenam ke dalam tanah (subsiden).
Disebutkan dalam laporan, hanya sembilan insiden keluar jalur yang disebabkan oleh cacat pada kereta api -mesin, gerbong, lokomotif-.