Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengaku akan melakukan pertemuan sebelum 4 Januari 2022. Pertemuan itu dimaksudkan untuk memitigasi permintaan minyak yang akan ditambah 400 ribu barel per hari pada Januari.
Analis Senior Pasar di Oanda Craig Erlam mengatakan ke depan konsolidasi minyak akan terus berlanjut di antara US$70. Ini dikarenakan penyebaran omicron dan pembatasan wilayah yang terjadi di sejumlah negara.
Baca Juga:
Harga Minyak Dunia di Tengah Sengitnya Perang Israel-Hamas
Indikator utama output minyak AS naik dalam seminggu terakhir, namun hal ini justru memicu potensi kelebihan pasokan minyak. Jumlah rig minyak dan gas juga naik menjadi 579 hingga Jumat (17/12).
Terlepas dari ancaman Omicron, Goldman Sachs mengatakan varian ini akan memiliki dampak terbatas terhadap permintaan minyak.
Perusahaan manajemen investasi tersebut memperkirakan konsumsi minyak akan mencatatkan rekor tertinggi hingga dua tahun ke depan.
Baca Juga:
Goldman Sachs Prediksi Minyak Melonjak ke US$105 per Barel Tahun 2023
Sebagai informasi, harga minyak dunia sendiri telah kembali turun dari titik tertingginya secara tahunan pada awal kuartal keempat karena meningkatnya pasokan minyak bumi. (bay)
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.