WahanaNews.co, Damaskus - Situasi konflik yang terjadi di Timur Tengah antara Hamas dan Israel terancam semankin meluas. Serangan Israel dilaporkan mengenai 2 bandara utama di Suriah pada Kamis, (12/10/2023).
Serangan tersebut mencakup bandara di ibu kota Damaskus dan juga bandara di kota utara Aleppo.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Akibat serangan ini, landasan pendaratan di kedua bandara tersebut mengalami kerusakan yang signifikan.
Media pemerintah melaporkan bahwa landasan pendaratan di kedua bandara tersebut "tidak dapat digunakan lagi," dan mengutip sumber militer yang tidak disebutkan namanya dalam laporan tersebut, yang dikutip oleh AFP pada hari Jumat (13/10/2023).
Sumber militer Suriah juga menyatakan bahwa serangan tersebut bisa dianggap sebagai tindakan yang dilakukan oleh Israel dalam keadaan putus asa.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Selain itu, serangan tersebut juga bisa menjadi upaya untuk "mengalihkan perhatian" dari konflik yang terus berlanjut dengan Hamas di Gaza.
Selain itu, serangan ini juga melibatkan Iran. Angkatan Udara Israel menyerang bandara Damaskus hanya beberapa menit sebelum pesawat yang membawa Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, hendak mendarat.
"Alih-alih mendarat, pesawat tersebut kini menuju pulang ke Teheran," tulis media Visegard.
Kekhawatiran akan menyebarnya perang sebenarnya sudah dikatakan sejumlah negara termasuk Arab Saudi.
Mengutip Aawsat, negara Raja Salman bin Abdulaziz itu menegaskan bahwa kerajaan siap melakukan upaya lebih besar dengan kekuatan regional dan internasional guna mengakhiri eskalasi di Gaza, termasuk mencegah penyebaran konflik ke wilayah sekitarnya.
"Pemerintah menekankan bahwa Arab Saudi akan terus mendukung rakyat Palestina dalam upaya mereka mendapatkan hak sah mereka, mencapai harapan dan aspirasi mereka, serta membangun perdamaian yang adil dan abadi," tulis media tersebut mengutip sang Raja, Rabu lalu.
Sejauh ini, Israel menganggap Suriah dan Iran sebagai pendukung Hamas. Pemerintah PM Benjamin Netanyahu sendiri belum berkomentar lebih jauh soal serangan ini.
Selasa, Israel sempat mengatakan pihaknya menembakkan artileri dan mortir ke arah Suriah. Ini sebagai tanggapan atas beberapa peluru yang diluncurkan oleh tetangganya ke wilayah Israel, lapor Reuters.
Ketegangan meningkat antara Israel dan negara-negara yang berbatasan dengannya sejak serangan Hamas Sabtu.
Sejak saat itu, Israel juga terlibat dalam pertempuran dengan kelompok militan Hizbullah di Lebanon, yang telah meningkatkan kekhawatiran mengenai stabilitas politik di wilayah Timur Tengah.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengeluarkan ancaman terhadap Iran. Ia memberikan peringatan kepada Iran untuk berhati-hati setelah serangan yang dilakukan oleh Hamas terhadap Israel.
Sumber-sumber menyebutkan kepada NBC News bahwa intelijen AS telah mengindikasikan bahwa para pemimpin Iran sangat terkejut dengan serangan yang dilakukan oleh Hamas terhadap Israel.
Namun, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, menyatakan pada hari Selasa bahwa Iran telah "terlibat" dalam serangan tersebut karena telah memberikan dukungan kepada Hamas selama beberapa dekade.
Biden sendiri telah menggambarkan serangan yang dilakukan oleh Hamas sebagai "tindakan kekejaman murni". Menurutnya, serangan ini merupakan yang paling mematikan bagi komunitas Yahudi sejak Holokaus.
Sementara itu, Hamas menegaskan bahwa serangan mereka adalah bentuk balasan atas ketidakadilan yang telah dirasakan oleh warga Palestina selama ini.
Serangan ini juga merupakan akumulasi dari pendudukan yang dipaksakan oleh Israel di wilayah tersebut, termasuk beberapa insiden kekerasan yang terjadi tahun ini di Masjid Al-Aqsa.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, telah mengonfirmasi bahwa Inggris akan mengirim dua kapal angkatan laut dan dua pesawat pengintai ke Mediterania Timur untuk mendukung Israel dalam konflik dengan Hamas Palestina yang telah berlangsung selama enam hari terakhir.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkannya pada Kamis (12/10), Sunak menjelaskan bahwa bersama dengan sekutu-sekutu mereka, pengerahan kekuatan militer kelas dunia dari Inggris akan bertujuan untuk mendukung usaha-usaha dalam menjaga stabilitas regional dan mencegah eskalasi lebih lanjut.
Sunak juga mengungkapkan bahwa bantuan militer Inggris untuk Israel akan mencakup pesawat P8, dua kapal angkatan laut yaitu RFA Lyme Bay dan RFA Argus, tiga helikopter Merlin, serta satu kompi Marinir Kerajaan (Royal Marines).
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]