WahanaNews.co | Pertempuran selama dua hari di Voznesensk menunjukkan bahwa Ukraina tidak bisa dipandang sebelah mata meski mereka kalah dalam hal jumlah dan persenjataan.
Kremlin berusaha mengambil alih kota tersebut sejak 2 Maret lalu setelah mereka berhasil menguasai Kherson.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Jembatan Voznesensk hancur berkeping-keping. Bukan tentara Rusia yang mengebom jembatan tersebut, melainkan pasukan Ukraina dan penduduk sekitar.
Itu dilakukan agar pasukan Rusia beserta kendaraan lapis bajanya tidak bisa lewat dan menguasai kota strategis tersebut.
Voznesensk memiliki jembatan untuk melintasi Sungai Southern Buh. Itu adalah sungai terpanjang kedua di Ukraina.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
Jika bisa mengambil alih Voznesensk, pasukan Rusia bisa menuju Odessa dari jalur belakang dan menuju pembangkit tenaga nuklir Yuzhnoukrainsk. Dari lima pembangkit nuklir di Ukraina, itu adalah yang terbesar kedua.
Pasukan Ukraina dibantu relawan yang merupakan warga kota tersebut. Mereka tak memiliki senjata modern dan tank seperti Rusia.
Pasukan Ukraina memakai granat, peluncur roket, rudal javelin, dan artileri. Sedangkan penduduk setempat menggunakan pistol berburu, batu, dan stoples untuk menyerang tentara Rusia. Warga memblokade jalan dan menggiring pasukan Rusia ke tempat terbuka yang mudah diserang.