Houthi mengatakan di saluran televisi Al Masirah mereka
bahwa koalisi juga telah melakukan 17 serangan udara di berbagai bagian
provinsi Marib.
Pertempuran baru atas Marib terjadi setelah kegagalan
dorongan diplomatik oleh PBB, Amerika Serikat dan negara-negara regional untuk
mengamankan gencatan senjata di Yaman.
Baca Juga:
Tersangka Pembunuhan Danramil 1703-4/Aradide Berhasil Diamankan Ops Damai Cartenz 2024
Utusan PBB untuk Yaman Martin Griffiths pada hari Selasa
mengatakan kepada Dewan Keamanan usahanya sendiri selama tiga tahun terakhir
untuk mengakhiri perang telah "sia-sia".
"Dengan sangat menyesal saya melaporkan hari ini bahwa
para pihak belum mengatasi perbedaan mereka," katanya.
Yaman telah porak-poranda akibat perang saudara yang pecah
pada tahun 2014. PBB menyebut peristiwa itu mengakibatkan jutaan warga sipil
berada di ambang kelaparan.
Baca Juga:
Prajurit TNI Gugur di Kabupaten Paniai, Jaringan Damai Papua (JDP) Sesalkan Konflik Bersenjata yang Terjadi
Houthi telah berulang kali menuntut pembukaan kembali
bandara di ibukota utara Sanaa yang dikuasai pemberontak sebelum menyetujui
gencatan senjata. Selain serangan berdarah di Marib, Houthi juga meningkatkan
serangan drone dan rudal ke sasaran Saudi, termasuk fasilitas minyaknya.
Pertahanan udara Saudi pada hari Sabtu mencegat dan
menghancurkan 11 pesawat tak berawak yang ditembakkan ke kerajaan oleh
pemberontak Houthi di Yaman. Hal itu dilaporkan oleh media pemerintah Saudi
yang mengutip koalisi yang memerangi pemberontak.
"Operasi intersepsi berhasil," kata koalisi dalam
sebuah pernyataan. Mereka menambahkan bahwa pesawat tak berawak itu dikemas
dengan bahan peledak dan tujuh dinetralkan di wilayah udara Yaman. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.