Kapal ini juga mampu mendukung operasi pasukan khusus dengan kapasitas hingga 66 personel.
Kehadiran USS Ohio bukanlah kebetulan. Ini adalah ketiga kalinya kapal selam sejenis dikerahkan ke kawasan dalam setahun terakhir, menyusul USS Florida pada Juli 2024 dan USS Michigan pada November 2024.
Baca Juga:
Ketegangan Laut Meningkat, AS Kerahkan Kapal Selam Rudal Tomahawk ke Indo-Pasifik
Seorang pengamat militer dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Dr. Raymond Kim, menilai pengerahan ini sebagai "taktik proyeksi kekuatan" yang dirancang untuk membendung agresivitas Beijing di Laut China Selatan dan Indo-Pasifik.
“AS mengirim pesan bahwa dominasi laut belum berpindah tangan. Dengan kapal selam siluman seperti ini, Beijing akan berpikir dua kali sebelum melakukan manuver provokatif,” kata Kim kepada Newsweek.
Militer China saat ini memiliki angkatan laut terbesar secara kuantitas, dengan lebih dari 370 kapal, termasuk 12 kapal selam nuklir dan 48 kapal selam diesel-listrik.
Baca Juga:
Langkah Terhenti di Delapan Besar, Timnas Putri Tuai Pengalaman Berharga
Pentagon mencatat modernisasi armada bawah laut China sebagai ancaman serius terhadap stabilitas kawasan.
USS Ohio, yang bermarkas di Bangor, Washington, kini menjalani apa yang disebut sebagai "operasi rutin" dalam lingkup Armada Ketujuh.
Kapal ini tercatat masih berada di Guam hingga 6 Mei, dan ikut serta dalam latihan gabungan bersama Korps Marinir AS.