WahanaNews.co | Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mendukung Palestina merdeka dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, Selasa (21/9/2021).
Biden menuturkan, Palestina merdeka justru merupakan jalan terbaik untuk memastikan masa depan Israel.
Baca Juga:
Lagi, Diplomat RI Bungkam PM Vanuatu Gegara Isukan Pelanggaran HAM Papua Barat
“Kita harus mencari masa depan perdamaian dan keamanan yang lebih besar bagi semua orang di Timur Tengah,” kata Biden, dalam Sidang Umum PBB di New York, AS.
Dia menambahkan, solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina adalah cara terbaik untuk memastikan masa depan Israel.
“Hidup dalam damai bersama negara Palestina yang layak, berdaulat, dan demokratis,” ujar Biden, sebagaimana dilansir Arab News.
Baca Juga:
Penuh Perdebatan, Siapa yang Wakili Myanmar di Sidang Majelis Umum PBB?
“Kita masih jauh dari tujuan itu saat ini, tetapi kita tidak boleh membiarkan diri kita menyerah pada kemungkinan kemajuan,” imbuh Biden.
Nuklir Iran
Selain angkat suara soal konflik Israel-Palestina, Biden juga mengulangi janjinya untuk kembali ke kesepakatan nuklir 2015 guna mengekang program nuklir Iran.
Pada April, Iran dan AS sebenarnya memulai pembicaraan tidak langsung yang membahas kesepakatan nuklir 2015 di Wina.
Tetapi, pembicaraan itu terhenti dua hari setelah Ebrahim Raisi terpilih sebagai Presiden Iran pada Juni, sebagaimana dilansir Reuters.
Berpidato setelah Biden, Raisi melalui video mengungkapkan keinginannya agar pembicaraan nuklir dengan kekuatan dunia guna mengarah pada penghapusan sanksi AS dilanjutkan.
“Republik Islam (Iran) menganggap pembicaraan bermanfaat yang hasil akhirnya adalah pencabutan semua sanksi (AS) yang menindas,” kata Raisi.
Dia menambahkan, penindasan dari AS terhadap Iran masih berlangsung, dan Teheran tidak menginginkan apa pun selain apa yang menjadi hak mereka.
“Semua pihak harus tetap setia pada kesepakatan nuklir dan Resolusi PBB dalam praktiknya,” tutur Raisi.
Para pejabat Iran dan Barat mengatakan, masih banyak masalah yang harus diselesaikan sebelum kesepakatan nuklir 2015 dapat dihidupkan kembali. [dhn]