Sedikit yang percaya Marcos junior ini akan punya nilai di publik negara itu tanpa nama ayahnya, diktator yang memerintah Filipina selama 21 tahun.
Kembali pada tahun 1986, saat keluarganya kabur ke Hawaii menyusul pemberontakan 'kekuatan rakyat' yang menggulingkan rezim Marcos, Marcos junior saat itu hanyalah seorang playboy kurus, berambut gondrong berusia 28 tahun yang gemar pesta-pesta penuh keliaran badaniyah diatas kapal pesiar.
Baca Juga:
Jokowi Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan MK Soal Pilpres yang Final dan Mengikat
Namun, 35 tahun kemudian, Marcos junior, yang dijuluki 'Bongbong' dan sekarang berusia 64 tahun, berada di puncak untuk bersaing menjadi presiden berikutnya.
Sebuah jajak pendapat oleh Pulse Asia menunjukkan dia hanya 5 poin di belakang Sara Duterte-Carpio. Sebuah survei internal yang terpisah dan didanai secara pribadi membuatnya memimpin popularitas sebagai kandidat presiden.
Marcos junior memperluas dukungannya di antara mereka yang memisahkan diri dari Duterte, sambil mempertahankan basis konstituen yang solid di bagian utara Filipina yang selalu setia kepada keluarganya.
Baca Juga:
Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran dengan Riang Gembira
Marcos pernah menjadi anggota kongres dan senator. Dia juga pernah menjadi gubernur provinsi Ilocos Norte, markas dan kampung Marcos.
Pada 2016, ia mencalonkan diri sebagai wakil presiden tetapi kalah dari Leni Robredo, janda seorang politisi populer. Dia kemudian melakukan kampanye yang panjang, pahit tetapi akhirnya tidak berhasil untuk membalikkan kerugiannya.
Walikota Manila Isko Moreno juga akan bersaing memperebutkan kursi presiden pada pemilu presiden Filipina tahun depan.