WahanaNews.co | Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menyatakan dirinya akan mendesak Arab Saudi untuk mengeluarkan statement kepada publik mengenai invasi Rusia di Ukraina.
"Tentu saja. Kami tentu saja ingin memperluas koalisi untuk melawan aksi Putin," ucap Johnson saat ditanya bakal meminta Saudi untuk mengecam perintah Presiden Vladimir Putin itu atau tidak.
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
Berbeda dengan Amerika Serikat dan Inggris yang langsung menjatuhkan sanksi ke Moskow, Arab Saudi menawarkan diri menjadi mediator untuk konflik Rusia-Ukraina ini.
Reuters melaporkan, tawaran tersebut disampaikan oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), dalam panggilan telepon bersama Putin pada awal Maret lalu.
Selain itu, MbS menegaskan niat Saudi untuk menjaga stabilitas pasar minyak.
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
Ia juga menekankan peran OPEC+ demi menjaga keseimbangan pasar minyak.
Saudi dan sejumlah negara Arab lain memiliki kedekatan dengan Rusia, mengingat status mereka sebagai pengekspor minyak dunia.
Arab Saudi dan Rusia tergabung sebagai anggota OPEC+. Mereka memiliki kepentingan untuk menjaga produksi minyak dunia agar tetap stabil.
Di sisi lain, hubungan Saudi dan Amerika Serikat dikabarkan semakin renggang.
MbS disebut sempat menolak telepon dari Presiden Joe Biden kala serangan Rusia di Ukraina semakin brutal.
Sejumlah pejabat menilai kerenggangan hubungan AS dan Saudi terjadi karena pemerintahan Biden kurang memberikan dukungan dalam konflik di Yaman.
Tak hanya itu, pejabat Saudi juga menginginkan impunitas untuk MbS, yang kini berhadapan dengan beragam tuntutan dari AS.
Salah satu kasus yang diduga melibatkan MbS adalah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 lalu. [rin]