WahanaNews.co, Jakarta - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan militer untuk bersiap memasuki kota Rafah, yang menjadi perbatasan di Jalur Gaza, Palestina.
Netanyahu mengumumkan perintah tersebut setelah menolak proposal gencatan senjata yang diajukan Hamas, meskpiun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken yang sedang berkunjung ke Timur Tengah bersikeras bahwa ia masih melihat "ruang untuk mencapai kesepakatan".
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Melansir AFP, Netanyahu mengatakan telah memerintahkan pasukan untuk "bersiap beroperasi" di kota tersebut dan bahwa "kemenangan total" atas Hamas hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Soal usulan gencatan senjata, ia mengatakan "menyerah pada tuntutan aneh Hamas yang baru saja kita dengar, karena hanya akan mengundang pembantaian lagi".
Sementara itu, Blinken yang mendesak gencatan senjata mengatakan bahwa usulan Hamas setidaknya menawarkan kesempatan untuk melanjutkan negosiasi.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Meskipun ada beberapa hal yang jelas-jelas tidak dapat dimulai dalam tanggapan Hamas, kami pikir hal ini menciptakan ruang untuk mencapai kesepakatan, dan kami akan berupaya tanpa henti sampai kami mencapainya," kata Blinken beberapa jam setelah bertemu dengan Netanyahu.
Di lain sisi, kekhawatiran meningkat terhadap ratusan ribu warga Palestina yang mencari perlindungan di Rafah di sepanjang perbatasan Mesir.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa serangan militer ke kota tersebut "akan secara eksponensial meningkatkan apa yang sudah menjadi mimpi buruk kemanusiaan".