Dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti pada Rabu, Sheremet mengatakan Ukraina telah menjadi benteng dan sarang terorisme internasional.
Wakil Duma itu menuduh Kiev "menghancurkan" penduduknya sendiri, menembaki kota-kota yang damai dan pabrik Zaporizhzhia.
Baca Juga:
Rusia Gempur Kherson dengan 71 Rudal di Malam Natal
Dia menggambarkan serangan ini dan upaya agresi terhadap negara tetangga sebagai tindakan kriminal.
"Oleh karena itu, saya percaya bahwa sifat operasi militer khusus di Ukraina harus diubah. Ini bukan lagi hanya operasi khusus, tetapi juga kontra-teroris," kata Sheremet, seraya menambahkan bahwa Kiev merupakan ancaman bagi seluruh dunia beradab.
Pada 24 Februari 2022, Putin mengumumkan bahwa ia meluncurkan "operasi militer khusus" untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran "penghinaan dan genosida" oleh rezim Kiev.
Baca Juga:
Makin Runyam! Polandia-Ukraina Cekcok Gara-gara Pidato Zelensky
Presiden Rusia mengatakan, pemerintah Zelensky menargetkan orang-orang di wilayah Donbas Ukraina.
"Kami akan berusaha untuk mendemiliterisasi dan mende-Nazifikasi Ukraina, serta mengadili mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk terhadap warga Federasi Rusia," kata Putin dalam pidatonya.
Putin dan pejabat Rusia lainnya telah berulang kali menyatakan bahwa Ukraina dipimpin oleh "neo-Nazi", meskipun Zelensky sendiri adalah orang Yahudi dan memiliki anggota keluarga yang terbunuh dalam Holocaust.