Macron menegaskan bahwa tidak ada standar ganda terkait penderitaan warga sipil dalam konflik di berbagai belahan dunia.
"Situasinya mengerikan. Operasi militer Israel di Rafah harus dihentikan," ujar Macron.
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
Ia menegaskan kembali bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, namun hal itu harus dilakukan dengan menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Macron juga mendukung langkah Aljazair untuk mengadakan pertemuan darurat di Dewan Keamanan PBB terkait situasi di Jalur Gaza.
"Kami mendukung permintaan Aljazair untuk mengadakan pertemuan darurat di PBB, dan kami bekerja sama dengan Aljazair serta semua mitra kami di Dewan Keamanan mengenai resolusi bersama yang tidak hanya menjawab urgensi kemanusiaan di lapangan, tetapi juga memberikan jawaban terkait gencatan senjata dan memberikan mandat PBB yang jelas mengenai Gaza," jelas Macron.
Baca Juga:
Turut Meriahkan Pra Olimpiade Paris 2024, PLN Hadirkan Reog Ponorogo di Acara Exhibition Pencak Silat
Dia menekankan bahwa Prancis juga siap mengupayakan solusi perdamaian, dan mengatakan bahwa "tindakan yang paling berguna saat ini adalah melakukan gencatan senjata."
Per Rabu (29/5/2024), jumlah korban tewas akibat agresi brutal Israel di Gaza telah mencapai 36.096 orang, sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, sekitar 81.136 warga Palestina terluka sejak Israel mulai membombardir Gaza pada 7 Oktober lalu akibat serangan Hamas ke wilayahnya.