WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan (Korsel), Lee Jae Myung, secara resmi menyampaikan harapan besar kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, agar dapat berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian permanen di Semenanjung Korea.
Permintaan tersebut diutarakan Lee ketika melakukan pertemuan bilateral dengan Trump di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington D.C., AS, pada Senin (25/8/2025).
Baca Juga:
Tiga Kapal Perusak AS Bersenjata Tomahawk Dekati Venezuela, Maduro Balas Kerahkan Milisi
Dalam pembicaraan yang berlangsung hangat, Lee menegaskan bahwa dirinya melihat Trump tidak hanya sebagai seorang pemimpin negara adidaya, melainkan juga sebagai figur yang memiliki rekam jejak kuat sebagai "pencipta perdamaian".
Ia menilai berbagai konflik di dunia, mulai dari Eropa, Asia, Afrika, hingga Timur Tengah, bisa mereda berkat inisiatif dan langkah diplomasi Trump selama menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.
“Di antara banyak pemimpin dunia, saya yakin Anda adalah satu-satunya yang berhasil mencatatkan pencapaian seperti itu. Karena itu, saya ingin menyampaikan permintaan tulus dari bangsa Korea agar Anda berperan dalam mendamaikan Semenanjung Korea, satu-satunya wilayah di dunia yang masih terpecah hingga hari ini,” ucap Presiden Lee dalam kesempatan tersebut, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube White House, Selasa (26/8/2025).
Baca Juga:
Isi Pertemuan Trump, Zelensky, dan Para Pemimpin Eropa di Gedung Putih
Lee juga mengungkapkan harapannya agar Trump dapat kembali duduk semeja dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dalam pertemuan mendatang.
Ia bahkan menyinggung secara simbolis kemungkinan pembangunan Trump Tower di Korea Utara, sekaligus mengundang Trump bermain golf bersama di sana sebagai bentuk persahabatan.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Trump memberikan respons positif.
Ia menekankan kesiapannya untuk terus mendorong terciptanya rekonsiliasi dan perdamaian di Semenanjung Korea.
“Saya pikir Anda memiliki keyakinan yang lebih besar dibandingkan pemimpin Korea Selatan sebelumnya yang pernah bekerja sama dengan saya. Dan kami memang harus berusaha mewujudkannya. Ini adalah hal yang baik untuk dicapai,” ujar Trump.
Trump juga menambahkan bahwa dirinya memiliki hubungan personal yang cukup dekat dengan Kim Jong-un.
Ia mengaku bahwa setelah beberapa kali pertemuan, termasuk pertemuan bersejarah di zona demiliterisasi Panmunjom pada 30 Juni 2019, hubungan mereka semakin erat.
“Kami sudah bertemu dua kali, dan sejak itu terjalin rasa saling menghormati yang luar biasa,” katanya.
Sebagai catatan, Trump merupakan presiden AS pertama yang secara langsung melangkahkan kaki ke wilayah Korea Utara ketika menghadiri KTT singkat di Panmunjom pada 2019.
Meski begitu, perundingan kala itu berakhir tanpa hasil konkret, bahkan negosiasi denuklirisasi yang digagas di Hanoi pun gagal menghasilkan kesepakatan.
Namun demikian, momentum baru yang ditawarkan Presiden Lee diharapkan dapat membuka kembali jalan menuju rekonsiliasi kedua Korea dengan peran aktif Amerika Serikat.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]