WahanaNews.co | Para pemimpin agama Hindu berkumpul di Haridwar, kota suci di negara bagian Uttarakhand, India utara, selama tiga hari, pada bulan lalu.
Mereka menyerukan kekerasan terhadap umat Islam. Polisi hanya mendaftarkan kasus terhadap beberapa penyebar kebencian hanya setelah kemarahan publik meledak.
Baca Juga:
Sandiaga: Perayaan Dharma Santi Tumbuhkan Toleransi dan Harmoni Antar Manusia dan Alam
Ribuan Muslim berunjuk rasa di Uttar Pradesh India untuk memprotes seruan pembunuhan terhadap Muslim.
Demonstran memprotes pertemuan keagamaan bulan lalu yang menyaksikan ratusan aktivis dan biksu Hindu sayap kanan menyerang komunitas Muslim dan menyerukan memusnahkan Muslim di India. Jumlah total Muslim di India adalah sekitar 200 juta jiwa.
Menyusul insiden tersebut, Maulana Tauqir Raza, pendiri gerakan regional Dewan Ittehad-e-Millat, mengimbau komunitas Muslim di Uttar Pradesh untuk berkumpul dalam jumlah besar untuk mempersembahkan "pengorbanan massal" sebagai tanda protes terhadap pidato kebencian oleh para biksu Hindu.
Baca Juga:
Menteri PMK Hadiri Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan Yogyakarta
“Jika darah kami dapat memenuhi dahaga Anda, kami siap untuk dikorbankan. Sekarang Anda yang memutuskan siapa yang salah? Orang yang siap memberikan nyawanya untuk negara atau mereka yang melecehkan wanita dan menyerukan untuk membunuh 200 juta orang dari India mereka sendiri. Bisakah mereka disebut pecinta negeri?" ungkap seorang ulama di distrik Bareilly di Uttar Pradesh pada Jumat (7/1/2022).
Berbicara pada pertemuan hari Jumat, Maulana Tauqir Raza mengatakan bahwa umat Islam tidak pernah berperang dengan umat Hindu, dan mereka tidak akan pernah melakukannya untuk kepentingan negara.
Dia menyebutkan serangkaian kampanye sayap kanan ketika aktivis Hindu diduga membuat pernyataan provokatif dan tidak sopan terhadap perempuan dan pemuda Muslim.
Mengklaim bahwa patriotisme tertanam dalam di antara penduduk Muslim India, Raza mengatakan jika pemerintah memberi mereka senjata, mereka akan sepenuhnya mengambil tanggung jawab untuk berjuang demi bangsa.
“Perang ada dalam darah kami; kami adalah pejuang sejak lahir. Kami memiliki kemampuan membawa kembali Kailash Mansarovar (situs ziarah Hindu) dari milik China dan akan memberikannya kepada saudara-saudara Hindu kami. Atau melatih kami dan memanggil Tentara India kembali, kirim kami, kami akan mengalahkan Pakistan," tegas pendiri kelompok regional itu.
Beberapa hari setelah "Dharma Sansad", kongregasi religius Hindu, video dari acara tertutup itu menjadi viral pada pekan terakhir bulan Desember, mendorong polisi setempat mendaftarkan beberapa kasus terhadap penyelenggara acara.
Pembicara di Dharma Sansad mengatakan sudah waktunya bagi umat Hindu untuk mengangkat senjata dan melindungi agama mereka dengan memusnahkan umat Islam di negara itu. [qnt]