WahanaNews.co | Sekelompok pengungsi Suriah di Turki berencana membentuk karavan untuk mencapai wilayah Uni Eropa (UE).
Rencana sedang disusun secara online melalui saluran Telegram, dibuat enam hari lalu dan diikuti oleh hampir 70.000 orang.
Baca Juga:
Presiden AS Joe Biden: Tidak Menginginkan Perang Meluas di Timur Tengah
Seperti dilaporkan AFP, penyelenggara menyerukan kepada orang-orang untuk membawa kantong tidur, tenda, jaket pelampung, air, makanan kaleng dan kotak P3K.
“Kami akan mengumumkannya ketika saatnya untuk pergi,” salah satu penyelenggara, seorang pengungsi berusia 46 tahun yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP.
Menurutnya, beberapa penyelenggara sudah tinggal di UE saat ini.
Baca Juga:
Gempuran Israel di Damaskus Berujung Kematian 4 Prajurit Garda Revolusi Iran
Penyelenggara mengatakan, karavan akan dibagi menjadi beberapa kelompok hingga 50 orang, masing-masing dipimpin oleh seorang pengawas.
“Kami telah berada di Turki selama 10 tahun,” tulis satu pesan yang diposting di saluran oleh seorang administrator.
"Kami dilindungi, tetapi negara-negara Barat harus berbagi beban," lanjutnya.
Saat ini, diperkirakan ada 3,7 juta pengungsi Suriah yang secara resmi tinggal di Turki.
Perang saudara Suriah, yang dimulai dengan penumpasan brutal terhadap protes anti-pemerintah pada tahun 2011, telah menewaskan hampir setengah juta orang dan memaksa sekitar setengah dari populasi pra-perang negara itu meninggalkan rumah mereka.
Banyak pengungsi Suriah di Turki takut dikirim kembali, terutama setelah perubahan sikap Turki baru-baru ini terhadap Damaskus.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan, dia sedang bersiap untuk mengirim kembali satu juta pengungsi Suriah secara sukarela.
Pada Februari dan Maret 2020, puluhan ribu migran mendekati perbatasan darat antara Turki dan Yunani, setelah Erdogan mengancam akan membuka perbatasan dengan Eropa. [gun]