Ini juga termasuk Italia yang mengimpor 46%. Akan tetapi risiko krisis energi ditanggung lebih besar oleh negara-negara yang lebih kecil seperti Makedonia Utara, Bosnia dan Herzegovina, dan Moldova.
Sementara Inggris mungkin akan lebih aman karena setengah dari pasokan gasnya bersumber dari dalam negeri dan sebagian besar impor dari Norwegia dan Qatar. Begitu juga Spanyol yang tidak ada dalam daftar pelanggan utama Rusia karena mitra dagang terbesar negeri el Matador itu adalah Aljazair dan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Rusia sendiri adalah raja gas alam dunia. Seperempat lebih kebutuhan gas dunia dipasok oleh Rusia. Tepatnya, Rusia memiliki 26,2% pangsa ekspor di seluruh dunia dengan jumlah 197,7 miliar meter kubik, menurut data BP Statistical.
Rusia juga merupakan produsen gas alam terbesar kedua di dunia dengan kontribusi mencapai 16,6% produksi gas alam pada tahun 2020 dengan jumlah 638,5 miliar meter kubik. Cadangannya mencapai 1.320,5 miliar meter kubik, setara dengan 19,9% cadangan dunia.
Pakar energi di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Nikos Tsafos, mengatakan bahwa bila pasokan gas dari Rusia ke Eropa dihambat, hal itu akan menjadi 'bencana besar'. Ia menyebut benua itu akan mengalami krisis energi yang sangat fatal.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
"Pemutusan total ekspor energi Rusia akan menjadi bencana besar. Tidak ada cara bagi Eropa untuk menggantikan volume tersebut dengan cara yang berarti," katanya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.