Kondisi itu diperburuk dengan kasus
yang membelit aktivis Rusia, Alexei Navalny.
Dia diduga hendak dibunuh dengan cara
diracun oleh agen intelijen Rusia karena aktivitasnya yang kerap mengkritik
rezim Putin.
Baca Juga:
Diserang "Ransomware", Biden Semprot Putin via Telepon
Navalny diduga diracun dengan zat
saraf Novichok. Senjata kimia itu dikembangkan di masa Uni Soviet dan hanya
bisa diakses oleh militer dan intelijen.
Diduga kuat kalangan pejabat tinggi
Rusia hingga Putin juga mengetahui tentang rencana untuk menghabisi Navalny.
Navalny yang dirawat sekitar dua bulan
di Jerman langsung ditangkap ketika kembali ke Rusia.
Baca Juga:
Tarik Pulang Dubes, Rusia Isyaratkan Pemutusan Hubungan dengan AS
Dia dituduh melanggar bebas bersyarat
dan dijerat dengan beragam perkara lain.
AS selama ini juga selalu mendukung kegiatan
Navalny dan kelompoknya untuk mengungkap borok pemerintahan Putin, terutama
soal korupsi.
Mereka lantas menjatuhkan sanksi
kepada sejumlah pejabat dan lembaga Rusia yang diduga terlibat dalam kasus itu.