Bahrain dan UEA menjadi negara Teluk pertama yang melakukan
normalisasi hubungan dengan Irsael. Ketiga negara menandatangani Abraham
Accords pada 15 September di Washington, setelah pemerintahan Trump menengahi
perjanjian bersejarah tersebut.
Kedua negara Teluk itu menyatakan kesiapan untuk bekerja
sama dengan negara Yahudi dalam berbagai sektor, mulai dari budaya hingga
keamanan regional. Kesepakatan itu dengan imbalan bahwa Israel menunda
rencananya untuk memperpanjang kedaulatan atas bagian Tepi Barat, Palestina.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
Bahrain dan UEA menjadi hanya negara Arab ketiga dan keempat
yang menormalisasi hubungan dengan Israel, setelah Mesir pada 1979 dan Yordania
pada 1994.
Arab Saudi tidak mengkritik atau mendukung Abraham Accords
atau Perjanjian Abraham, yang ditentang keras oleh para pemimpin Palestina dan
Iran. Riyadh juga berada di balik inisiatif tahun 2002 yang menetapkan bahwa
negara-negara Arab hanya boleh menormalisasi hubungan dengan Israel setelah Tel
Aviv menyetujui solusi dua negara dengan Palestina dan wilayah Israel seperti
peta sebelum tahun 1967.
Penandatanganan perjanjian itu dilakukan dengan latar
belakang hubungan rumit antara Arab Saudi dan Iran. Tahun lalu, Riyadh, bersama
dengan Washington dan London, menuduh Teheran berada di balik serangan pesawat
tak berawak 14 September 2019 terhadap fasilitas minyak Aramco Arab Saudi.
Negara para Mullah menolak keras tuduhan tersebut.
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.