WAHANANEWS.CO - Perseteruan hukum antara Universitas Harvard dan pemerintahan Presiden AS Donald Trump berdampak luas, termasuk pada mahasiswa internasional dari keluarga kerajaan dan pemimpin dunia.
Dua di antaranya adalah Cleo Carney, putri Perdana Menteri Kanada Mark Carney, dan Putri Mahkota Belgia, Elisabeth.
Baca Juga:
Buntut Konflik, Trump Tutup Pintu Harvard untuk Dunia
Cleo tercatat sebagai mahasiswa tahun pertama program sarjana efisiensi sumber daya di Harvard.
Sementara Putri Elisabeth tengah menempuh program magister dua tahun di Harvard Kennedy School, dan kini sedang berada di Belgia sambil menunggu kepastian izin kembali ke Amerika Serikat.
“Kami sedang menelaah situasi ini… masih terlalu dini untuk menyimpulkan,” ujar Xavier Baert, Kepala Komunikasi Istana Kerajaan Belgia, seperti dikutip dari NDTV World.
Baca Juga:
Trump Minta Dana Harvard Dihentikan karena Dugaan Anti-Semitisme
Konflik bermula saat pemerintahan Trump mencabut kelayakan Harvard dalam menerima mahasiswa internasional, setelah Menteri Keamanan Dalam Negeri saat itu, Kristi Noem, meminta data mahasiswa yang terlibat aksi protes.
Harvard menolak, dan menggugat keputusan tersebut ke pengadilan.
Dalam gugatan resminya, Harvard menyebut kebijakan ini melanggar Amandemen Pertama Konstitusi AS dan dapat memaksa ribuan mahasiswa asing untuk pindah universitas demi mempertahankan visa.
Harvard juga berpotensi kehilangan hak menerima mahasiswa internasional selama dua tahun.
“Dengan satu keputusan pena, pemerintah berusaha menghapus seperempat populasi mahasiswa Harvard – para mahasiswa internasional yang secara signifikan berkontribusi terhadap universitas dan misinya,” tulis pihak universitas.
Pengadilan akhirnya mengabulkan permohonan Harvard dengan mengeluarkan perintah penahanan sementara (temporary restraining order), namun masa depan kebijakan ini masih belum pasti.
Situasi ini memicu kecaman luas dari komunitas akademik dan pegiat hak asasi manusia.
[Redaksi: Rinrin Khaltarina]