Arab Saudi mengambil sikap terdepan, dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman menegaskan bahwa Riyadh siap berdiri bersama Qatar dalam segala langkah tanpa batas.
Dukungan Saudi bukan sekadar simbolik, sebab negara ini memiliki kekuatan militer terbesar di Teluk dan posisi strategis sebagai penjaga dua kota suci Islam, sehingga tekanannya terhadap Israel dinilai akan memiliki dampak besar.
Baca Juga:
Serangan Dahsyat Israel: 15 Jet Tempur Tembakkan 10 Rudal di Doha
Uni Emirat Arab yang sebelumnya menandatangani Abraham Accords justru mengecam Israel dengan menyebut serangan ke Doha sebagai pengkhianatan, menandai pergeseran sikap diplomatik signifikan Abu Dhabi.
Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan bahkan melakukan tur ke negara-negara Teluk untuk membangun langkah kolektif menghadapi Israel.
Kuwait, dengan tradisi politik luar negeri yang tegas soal Palestina, mengutuk keras serangan tersebut dan menyatakan dukungan penuh bagi Qatar.
Baca Juga:
Dihantam Rudal Iran, Qatar Kaget Tapi Tetap 'Peluk' Teheran
Yordania turut menyuarakan solidaritas, menyebut serangan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan ancaman serius bagi stabilitas kawasan.
Posisi Amman penting karena berbatasan langsung dengan Israel, menjadikan dukungannya sinyal tegas bahwa eskalasi tak bisa dibiarkan begitu saja.
Dari dinamika kawasan, muncul tiga kemungkinan besar arah respons negara-negara Arab terhadap Israel.