nsiden itu merupakan yang kedua dalam sepekan dan memicu kemarahan publik serta penurunan hubungan diplomatik. Thailand segera menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan mengusir diplomat Kamboja.
Langkah itu dibalas Kamboja dengan tindakan serupa—menarik staf diplomatiknya dan menurunkan hubungan bilateral ke titik terendah.
Baca Juga:
Ketegangan Memuncak di Perbatasan Thailand–Kamboja: Ratusan Warga Mengungsi, Jet Tempur Dikerahkan
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet pun angkat bicara. Lewat unggahan Facebook, ia menuding Thailand telah menyerang tiga lokasi di wilayah Kamboja, termasuk di Provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear.
“Kami selalu memprioritaskan solusi damai. Namun dalam kasus ini, kami tidak punya pilihan selain merespons dengan kekuatan bersenjata terhadap agresi militer,” ujarnya, seraya mengimbau warga Kamboja untuk tetap tenang.
Kementerian Kesehatan Thailand juga menyatakan bahwa dua rumah sakit di Surin mulai mengevakuasi pasien karena situasi yang memburuk. Sejumlah laporan menyebut dua prajurit Thailand turut terluka dalam pertempuran tersebut.
Baca Juga:
Buntut Bentrokan, Kamboja Serahkan Sengketa Perbatasan ke Mahkamah Internasional
Konflik ini menghidupkan kembali sengketa perbatasan lama yang sebagian besar diwariskan dari masa kolonial Prancis.
Perbatasan sepanjang 817 kilometer antara kedua negara memang telah beberapa kali menjadi titik bentrok militer sejak awal 2000-an.
Ketegangan yang membara ini juga berdampak pada krisis politik internal di Thailand. Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra tengah menghadapi tekanan setelah bocornya rekaman telepon yang menunjukkan ia bersikap simpatik terhadap mantan pemimpin Kamboja, memicu kritik keras dari parlemen dan masyarakat.