Dalam cuitan Twitter pada Selasa, Presiden Barham Salih menyalahkan
"malapetaka" di rumah sakit itu pada korupsi yang terus-menerus dan
salah urus yang meremehkan kehidupan rakyat Irak.
Pengadilan Nasiriya menyatakan telah
memerintahkan penangkapan 13 pejabat lokal sehubungan dengan kebakaran
tersebut.
Baca Juga:
Kelompok Proksi Iran Serang Israel, Bom Target Penting
Kerabat yang berduka masih mencari
jejak orang yang dicintai pada Selasa pagi, mencari melalui puing-puing selimut
hangus dan barang-barang di dalam sisa-sisa bangsal yang terbakar.
Tengkorak menghitam dari pasien wanita
yang meninggal dari bangsal ditemukan.
"Kobaran api menjebak banyak pasien di
dalam bangsal virus corona yang sulit dijangkau oleh tim penyelamat," kata
seorang petugas kesehatan kepada Reuters
pada Senin, sebelum memasuki gedung yang terbakar.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Tim penyelamat menggunakan derek berat
untuk memindahkan sisa-sisa hangus dan meleleh dari bagian rumah sakit tempat
pasien Covid-19 dirawat, ketika kerabat berkumpul di dekatnya.
Banyak yang menangis secara terbuka,
air mata mereka diwarnai kemarahan, menyalahkan pemerintah provinsi Dhi Qar, di
mana Nasiriya berada, dan pemerintah federal di Baghdad selama bertahun-tahun
karena salah urus dan terabaikan.
"Seluruh sistem negara telah runtuh,
dan siapa yang menangung akibatnya? Orang-orang di dalam sini. Orangorang ini
telah membayar harganya," kata Haidar al-Askari, yang berada di lokasi
kebakaran.