WahanaNews.co | Tentara Ukraina merebut Lyman, kota kunci di salah satu wilayah yang dicaplok Rusia, Donetsk, pada Sabtu (1/9/2022).
Pasukan Rusia pun langsung kocar-kacir.
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
"Pasukan Tempur Udara Ukraina memasuki Lyman, kawasan Donetsk," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina yang dikutip AFP.
Tak lama setelah itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa mereka "menarik" tentara dari Lyman "ke lokasi yang lebih aman."
Kota itu jatuh ke tangan Ukraina hanya berselang sehari setelah Rusia mencaplok empat wilayah di negara itu, yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
Baca Juga:
Putin Tuduh AS dan Sekutunya Ledakkan Pipa Gas Nord Stream
Rusia mendeklarasikan pencaplokan setelah keempat wilayah itu usai menggelar referendum.
Hasil referendum menunjukkan mayoritas warga ingin bergabung dengan Negeri Beruang Merah.
Lyman sendiri terletak di utara Donetsk.
Sebenarnya, Rusia hanya menguasai sebagian Donetsk ketika referendum digelar pekan lalu.
Sebagian warga Donetsk pun mengaku sejatinya tak mau bergabung dengan Rusia.
Di kancah global, hasil referendum dan pencaplokan ini tak diakui.
Amerika Serikat sampai-sampai menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Sejumlah pengamat menganggap Presiden Vladimir Putin buru-buru mengadakan referendum dan mencaplok keempat wilayah di timur hingga selatan Ukraina itu karena mulai terdesak.
Belakangan, Ukraina memang kian garang.
Hingga akhirnya, Ukraina menang besar ketika berhasil merebut Kharkiv, kawasan yang berbatasan langsung dengan Donetsk, di mana kelompok separatis pro-Rusia bercokol.
Dengan pencaplokan ini, Rusia dapat berdalih bahwa keempat wilayah tersebut kini merupakan bagian dari kedaulatan mereka.
Mereka pun dapat menyerang Ukraina jika macam-macam di keempat wilayah itu.
Beberapa pengamat lain juga menganggap tujuan utama Rusia mencaplok keempat wilayah itu adalah untuk merekrut lebih banyak tentara cadangan melalui aturan wajib militer. [gun]