WahanaNews.co | Rusia diklaim membayar pasukan bayaran Wagner Group sebesar nyaris satu triliun ruble atau setara ratusan triliun rupiah untuk perang di Ukraina.
Informasi tersebut dilaporkan salah satu media Rusia Rossiya Segodya seperti dikutip dari Russia Today.
Baca Juga:
Inggris Bakal Anggap Tentara Bayaran Wagner Group Sebagai Organisasi Teroris
Pemimpin televisi Rusia tersebut, Dmitry Kiseldov, mengatakan bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin dan pasukannya telah banyak mengambil keuntungan atas invasi Rusia di Ukraina.
Dalam siaran langsungnya, Kiselyov mengatakan bahwa grup militer swasta itu,"telah menerima 858 miliar ruble (Rp146 triliun) di bawah kontrak dengan negara."
Dia menambahkan bahwa dalam kontrak tersebut perusahaan raksasa Prigozhin, termasuk bisnis katering dan media, telah menyediakan layanan hingga 845 miliar ruble.
Baca Juga:
Perang Besar di Depan Mata, Negara-negara Afrika Barat Bersiap Gempur Niger
"Ini belum berarti bahwa mereka telah menghasilkan begitu banyak, tetapi ini masih menunjukkan skala bisnis dan skala ambisinya," tutur Kiselyov.
Ia melanjutkan, Prigozhin memiliki pengaruh media yang kuat sehingga mengesankan bahwa Wagner Group merupakan unit garis terdepan yang paling cakap dimiliki Rusia.
Kiselyov mengatakan bahwa kenyataannya unit reguler Rusia justru lebih cepat merebut Kota Mariupol yang dijaga ketat dibandingkan pasukan Wagner yang merebut pertahanan Bakhmut, Donbass.
Pernyataan Kiselyov diungkapkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada pekan lalu bahwa Wagner Group amat tergantung dari dukungan negara.
Ia mengklaim bahwa tahun lalu pemerintah Rusia telah mengalokasikan sekitar 86 miliar ruble untuk membayar gaji dan insentif para tentara Wagner.
Di saat yang sama, perisahaan Concord Prigozhin menerima 80 miliar ruble dari pemerintahan Rusia untuk menyuplai produk-produk makanan untuk militer Rusia.
Prigozhin pada bulan lalu menuduh Kementerian Pertahanan Rusia melancarkan serangan misil yang mematikan ke kamp Wagner. Ia pun bersumpah akan membalas serangan tersebut. Namun, Kemhan Rusia membantah tuduhan tersebut.
Wagner Group sebelumnya dikabarkan memberontak dari Rusia karena pertikaian dengan militer negara tersebut.[sdy]