Kemudian, pada tanggal 3 Februari 1950, pemerintah Indonesia mengirimkan balasan telegram yang mengkonfirmasi penerimaan pengakuan dari Soviet.
Tanggal ini kemudian dianggap sebagai tanggal resmi pembentukan hubungan diplomatik antara Uni Soviet dan Indonesia.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Meskipun memiliki sejarah hubungan yang erat, Indonesia sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok tetap menerapkan pendekatan bebas aktif.
Dalam konteks ini, "bebas" merujuk pada kemandirian dan netralitas, yang berarti tidak memihak kepada pihak manapun. Sementara itu, "aktif" mengacu pada peran aktif dalam memediasi dan mempromosikan perdamaian.
Keramahan Rusia terhadap Indonesia dapat dipahami karena hubungan sejarahnya, terutama pada masa keakraban antara Presiden Soekarno dan pemimpin Uni Soviet saat itu.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Yang terbaru, setelah terjadi konflik antara Rusia dan Ukraina, Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin pertama di Asia Tenggara yang mengunjungi langsung kedua presiden tersebut, yaitu Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.