“Republik Rakyat Luhansk dan Donetsk, serta Moldova, Rumania, dan Bulgaria kemungkinan akan menderita juga,” ungkap dia.
"Dan ini adalah perkiraan ahli yang paling optimis," ujar Nebenzia, menambahkan skala potensi bencana nuklir sebesar itu "sulit untuk dibayangkan."
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
PLTN Zaporozhye, yang terletak di kota Energodar, Ukraina yang dikuasai Rusia, telah menjadi sasaran serangkaian serangan selama beberapa pekan terakhir.
Moskow menuduh Kiev melancarkan serangan artileri dan pesawat tak berawak ke fasilitas itu, menyebut aksi ini sebagai "terorisme nuklir."
Kiev mengklaim Rusia adalah pihak yang menargetkan PLTN tersebut dalam dugaan plot untuk mendiskreditkan Ukraina saat menempatkan pasukannya di fasilitas tersebut.
Baca Juga:
Pertemuan Epik Prabowo-Putin: Langkah Besar Menuju Era Baru Nuklir
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa situasi di PLTN itu terkendali dan "belum ada bahaya langsung" terhadap keselamatannya.
Pada saat yang sama, dia menyebut laporan yang diterima agensinya dari Rusia dan Ukraina, isinya “bertentangan”.
Grossi mendesak kedua belah pihak memberikan akses IAEA ke fasilitas itu “sesegera mungkin.”