Bukan hanya barang-barang dari Asia yang ditemukan di kemasan-kemasan tersebut, ada juga produk-produk yang dibuat di Brasil, Amerika Serikat, dan negara-negara Afrika.
Namun, di antara kemasan yang masih dalam kondisi utuh dan bisa diidentifikasi asalnya kemasan produk Asia adalah yang terbanyak.
Baca Juga:
DKI Jakarta Tunda Retribusi Sampah Rumah Tangga Hingga Gubernur Baru Dilantik
Pada Juli 2024, sebuah penelitian yang dilakukan perusahaan Verocel mendeteksi banyak sampah asing di pantai-pantai kota Belmonte, wilayah Bahia selatan.
Pada saat itu, sebanyak 140 kilogram sampah plastik dibersihkan dari pasir dalam waktu lima minggu.
"Analisis sampah menunjukkan botol plastik mayoritas berasal dari Asia," kata laporan tersebut.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo Gibran Apresiasi Inovasi TNI AD Produksi Ponton Penyapu Sampah di Seluruh Indonesia
Namun, bagaimana barang-barang yang diproduksi di belahan dunia lain ini bisa berakhir ke pantai Brasil?
Menurut profesor di Institut Oseanografi Universitas Sao Paulo (USP) dan spesialis polusi laut, Alexander Turra, dugaan yang paling mungkin adalah sampah berasal dari pembuangan kapal.
Menurut Bank Dunia, transportasi laut menyumbang sekitar 90 persen dari perdagangan global, dan Asia adalah rumah bagi 20 dari 30 pelabuhan tersibuk di dunia.