Perang, yang muncul dari pemberontakan melawan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, memicu krisis pengungsi terbesar di dunia. Tetangga-tetangga Suriah menampung 5,6 juta pengungsi, sementara negara-negara Eropa menampung lebih dari 1 juta.
Assad telah merebut kembali sebagian besar wilayah Suriah, tetapi beberapa area signifikan tetap berada di luar kendalinya.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pasukan Turki masih menduduki sebagian besar utara dan barat laut Suriah—benteng besar terakhir pemberontak anti-Assad. Sedangkan pasukan Amerika Serikat masih bercokol di timur dan timur laut Suriah, wilayah yang menjadi basis Kurdi.
Bachelet mengatakan pembaruan sebelumnya oleh kantornya, pada Agustus 2014, melaporkan bahwa setidaknya 191.369 orang telah tewas dalam perang di Suriah.
Data lain dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa 500.000 orang telah tewas dalam perang tersebut dan sedang memeriksa 200.000 kasus lebih lanjut.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
"Sangat sulit untuk memberikan statistik yang mendekati kenyataan," kata Rami Abdurrahman, direktur Observatorium yang berbasis di Inggris, kepada Reuters di Beirut. "Ada banyak nama dan harus ada dokumentasi untuk memastikannya."
Karen Koning AbuZayd, anggota Komisi Penyelidikan PBB tentang Suriah yang menyelidiki kejahatan perang, mengatakan kepada Dewan HAM PBB pada hari Kamis bahwa insiden penahanan yang melanggar hukum dan tanpa komunikasi oleh pasukan pemerintah tetap "tidak berkurang".
"Ini bukan waktunya bagi siapa pun untuk berpikir bahwa Suriah adalah negara yang layak bagi para pengungsinya untuk kembali. Perang terhadap warga sipil Suriah terus berlanjut," katanya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.