Terlepas dari catatan kelemahan tersebut, sistem Patriot telah menjadi andalan pertahanan Arab Saudi.
Negara kaya minyak itu dilaporkan menghadapi kekurangan rudal pencegat untuk sistem pertahanan udara Patriot yang dipasok AS. Kerentanan kerajaan telah meningkat di tengah meningkatnya serangan lintas perbatasan oleh pemberontak Houthi Yaman.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Arab Saudi telah meminta sejumlah negara tetangga Teluk untuk membantu mengisi kembali persediaan rudal pencegatnya yang semakin menipis.
Pemerintahan Joe Biden, yang harus menyetujui transfer pencegat, mendukung langkah tersebut, menurut seorang pejabat senior AS yang dikutip oleh Financial Times.
“Ini situasi yang mendesak,” kata pejabat Amerika itu, menekankan bahwa Washington mendukung upaya untuk mendapatkan rudal dari negara-negara Teluk ketika pemberontak Houthi Yaman mengintensifkan serangan lintas perbatasan ke Arab Saudi.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
The EurAsian Times melaporkan pada Jumat (14/1/2022) bahwa Arab Saudi kehabisan amunisi untuk mempertahankan diri dari serangan Houthi dan telah meminta Washington untuk mengisi kembali persediaannya. Permintaan pasokan datang ketika pemerintahan Biden mengalihkan fokusnya ke China, mengurangi keterlibatan militer AS di Timur Tengah.
Presiden AS Joe Biden menangguhkan pasokan senjata ke Riyadh dan mengkritik kampanye perang yang dipimpin Saudi di Yaman ketika ia menjabat tahun lalu.
Dia juga menyetujui penerbitan makalah CIA yang menghubungkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dengan pembunuhan Jamal Khashoggi, seorang kolumnis untuk The Washington Post.