WahanaNews.co | Pusat Komando Amerika Serikat (CENTCOM), mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper untuk membunuh Abdul Hamid Al-Matar, yang diyakini sebagai pimpinan senior Al-Qaeda, di Barat Laut Suriah.
Militer AS mengklaim tidak ada warga sipil yang terluka dalam serangan itu.
Baca Juga:
2 Terduga Teroris Jaringan ISIS Ditangkap Densus 88 di Jakarta Barat
"Kami tidak memiliki indikasi korban sipil akibat serangan yang dilakukan menggunakan pesawat MQ-9," kata juru bicara CENTCOM Mayor John Rigsbee dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam.
Meskipun Rigsbee menempatkan serangan di barat laut Suriah, CENTCOM menyebut Suluk – sebuah kota di utara, dekat perbatasan dengan Turki, sebagai lokasi serangan. Menurut peta terbaru tentang siapa yang mengendalikan “apa” di Suriah, Suluk berada di daerah yang dikuasai oleh militan yang didukung Turki.
“Al-Qaeda terus menghadirkan ancaman bagi Amerika dan sekutu kami. Al-Qaeda menggunakan Suriah sebagai tempat yang aman untuk membangun kembali, berkoordinasi dengan afiliasi eksternal, dan merencanakan operasi eksternal,” kata Rigsbee. “Al-Qaeda juga menggunakan Suriah sebagai basis untuk ancaman yang menjangkau Suriah, Irak, dan sekitarnya.
Baca Juga:
Dalang Penembakan Massal di Moskow Diduga ISIS Cabang Afghanistan
“Penghapusan” al-Matar akan “mengganggu kemampuan organisasi teroris untuk merencanakan lebih lanjut dan melakukan serangan global yang mengancam warga AS, mitra kami, dan warga sipil yang tidak berdosa,” klaim CENTCOM.
Suluk, seperti daerah lain di mana Al-Qaeda diketahui beroperasi di Suriah, tidak berada di bawah kendali Damaskus. Daerah tersebut dikendalikan oleh militan yang secara historis didukung oleh AS dan sekutunya, seperti anggota NATO Turki.
Awal bulan ini, CENTCOM mengatakan serangan pesawat tak berawak lain menewaskan pemimpin Al-Qaeda Salim Abu-Ahmad di bentangan jalan raya di provinsi Idlib, juga dikendalikan oleh militan anti-pemerintah.
Di Idlib itulah pasukan komando AS melacak dan membunuh 'khalifah' yang memproklamirkan diri sebagai Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi, pada Oktober 2019 – hampir setahun setelah semua wilayah yang diklaim ISIS dinyatakan dibebaskan. [rin]