WahanaNews.co, Jakarta - Sebanyak 21 tentara Israel tewas di Jalur Gaza dalam serangan paling mematikan yang dilakukan Hamas sejak agresi Zionis diluncurkan Oktober lalu.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel melaporkan pasukan cadangannya tewas saat sedang mempersiapkan bahan peledak untuk menghancurkan dua bangunan di Gaza tengah pada Senin (22/01/24).
Baca Juga:
Jet F-16 Targetkan Kamar Direktur RS Indonesia di Gaza, Sang Putri: Rudal Itu Tepat Mengenai Ayah Saya
Kala itu, seorang anggota milisi menembakkan granat berpeluncur roket (rocket propelled grenade/RPG) ke sebuah tank di dekatnya. Ledakan itu pun memicu bahan peledak dan menyebabkan kedua bangunan tersebut roboh menimpa tentara Zionis di dalamnya.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan insiden itu merupakan "pagi yang sulit dan menyakitkan."
Kendati begitu, dia menekankan bahwa Israel masih berkomitmen untuk terus maju mencapai kemenangan.
Baca Juga:
Blokade Gila Israel Bunuh 66 Anak Gaza, Dunia Internasional Bungkam
"Perang ini akan menentukan masa depan Israel selama beberapa dekade mendatang, dan jatuhnya para tentara merupakan persyaratan untuk mencapai tujuan perang ini," kata Gallant dalam unggahannya di X, seperti dikutip Associated Press, Selasa (23/1).
Serangan ini terjadi di saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berulang kali bersumpah bakal terus menyerang Gaza sampai kelompok Hamas musnah, serta membebaskan lebih dari 100 sandera di Gaza.
Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan lebih dari 25 ribu orang. Kondisi warga sipil pun kian hari kian mengkhawatirkan karena dilanda krisis kemanusiaan hebat.