Pada Senin (22/1), puluhan warga Palestina tewas imbas pertempuran sengit di kota selatan Khan Younis. Operasi darat Israel memang difokuskan ke Khan Younis, usai pasukan militer mengklaim telah mengalahkan Hamas di Gaza utara.
Israel percaya para komandan Hamas bersembunyi di terowongan besar di bawah Kota Khan Younis, yang menjadi kampung halaman dari pemimpin tertinggi Hamas, Yahya Sinwar.
Baca Juga:
Jet F-16 Targetkan Kamar Direktur RS Indonesia di Gaza, Sang Putri: Rudal Itu Tepat Mengenai Ayah Saya
Menanggapi banyaknya korban sipil yang berjatuhan dan situasi kemanusiaan yang begitu mengkhawatirkan, komunitas internasional pun semakin mendesak Israel untuk segera menghentikan serangan dan menyetujui kemerdekaan negara Palestina.
Amerika Serikat, sekutu paling dekat Israel, bahkan ikut bergabung dalam seruan ini.
Kendati begitu, Netanyahu menolak mentah-mentah gagasan tersebut.
Baca Juga:
Blokade Gila Israel Bunuh 66 Anak Gaza, Dunia Internasional Bungkam
Sebaliknya, ia mengatakan Israel perlu memperluas operasi dan mengambil alih sisi perbatasan Gaza dengan Mesir, di mana ratusan ribu warga Gaza tengah mengungsi di sana.
Pemerintah Mesir jelas marah dan protes. Kepala Dinas Informasi Mesir, Diaa Rashwan, mengatakan setiap langkah Israel untuk menduduki daerah perbatasan hanya akan "mengarah pada ancaman serius" terhadap hubungan kedua negara.
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian damai pada 1979 usai bersitegang bertahun-tahun karena Perang Arab-Israel pada 1948.