Mantan Letnan Kolonel AS, Cedric Leighton, mengatakan rudal anti-tank Javelin cukup efektif melawan tank T-80 Rusia yang selama ini dipakai saat mencaplok Crimea pada 2014 lalu.
Namun, Leighton khawatir bantuan militer apa pun ke Ukraina saat ini "tidak diragukan lagi berisiko meningkatkan ketegangan lebih lanjut" dengan Moskow.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan bahwa AS prihatin atas aktivitas militer Rusia yang meningkat di perbatasan dengan Ukraina.
Psaki mengatakan AS terus berkomunikasi dengan sekutu dan mitra di Eropa, termasuk dengan Ukraina untuk memantau situasi terkini.
"AS juga telah mengadakan diskusi dengan pejabat Rusia soal Ukraina dan hubungan AS-Rusia secara umum," kata Psaki.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Mark Milley, juga telah berbicara melalui telepon dengan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraiana Letnan Jenderal Valery Zaluzhny kemarin.
AS dan Uni Eropa juga disebut tengah berdiskusi soal kemungkinan penjatuhan sanksi terhadap Rusia jika invasi ke Ukraina benar-benar terjasi.
Diskusi tersebut mencerminkan betapa serius pemerintahan Biden dan Kongres AS memprediksi kemungkinan Rusia bergerak menyerang Ukraina untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari satu dekade.