Dan para pejabat AS disebut bertekad untuk tidak terkejut dengan operasi militer Rusia, seperti yang dilakukan pemerintahan Obama pada 2014 ketika Rusia menginvasi Crimea dan memicu pemberontakan di bagian timur Ukraina.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa Rusia mungkin membuat kesalahan serius dengan mencoba mengulangi apa yang telah dilakukannya pada tahun 2014, ketika mengumpulkan pasukan di sepanjang perbatasan, menyeberang ke wilayah Ukraina yang berdaulat dan melakukannya dengan mengklaim palsu bahwa itu diprovokasi," ucap Menteri Luar Negeri AS, Antony Kata Blinken, pada pekan lalu.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) membantah rencana invasi tersebut. SVR menganggap klaim AS tersebut "benar-benar salah".
"Kementerian Luar Negeri AS melalui saluran diplomatik membawa pesan yang benar-benar salah kepada sekutu dan mitranya di Eropa tentang konsentrasi pasukan Rusia di wilayah negara kami untuk invasi militer ke Ukraina," kata Sergei Ivanov, kepala biro pers SVR. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.