WahanaNews.co | Menteri Lingkungan Hidup, Urbanisasi dan Perubahan Iklim Turki Mehmet Ozhaseki pihaknya telah mengantisiasi untuk menghadapi ancaman gempa bumi.
Turki juga akan memperkenalkan sistem hubah dimana orang dapat mengajukan permohonan dana untuk "mengubah" dan properti mereka menjadi tahan gempa.
Baca Juga:
Rumah Sakit Lapangan Indonesia Telah Layani Hampir 2.000 Pasien Pascagempa Turki
Tak hanya itu, dilansir dari Okezone, Turki akan membentuk unit transformasi perkotaan guna melindungi kota-kota terpadatnya. Hal itu disampaikannya langsung kepada penyiar TRT Haber pekan lalu.
Diketahui, Ozhaseki menyebutkan bahwa sekira 350.000 rumah baru akan dibangun di Istanbul berdasarkan rencana tersebut.
“Kami akan membentuk unit khusus untuk Istanbul, tidak ada pilihan lain,” ujarnya.
Baca Juga:
Tim Medis Darurat Indonesia di Turki Diperpanjang Hingga 28 Februari
Dia menambahkan bahwa diskusi telah dilakukan dengan Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu.
“Yang paling penting adalah, jika terjadi gempa, kami akan memastikan tidak ada warga yang melemparkan dirinya ke luar jendela, menunggu dengan tenang di rumah tanpa panik dan menunggu dalam diam hingga gempa berlalu,” jelas Ozhaseki. “Saya pikir kita bisa mempersiapkan Istanbul untuk gempa bumi sebelum datang.”
Komentar Ozhaseki datang ketika Turki melanjutkan upaya pemulihannya setelah gempa bumi dahsyat pada Februari, yang menewaskan lebih dari 50.000 orang di dalam perbatasannya, dan setidaknya 8.400 di negara tetangga Suriah. Lebih dari 15 juta orang di Turki terkena dampak insiden tersebut, sementara sekitar empat juta bangunan rusak dan lebih dari 345.000 apartemen hancur.
Istanbul, sebuah kota berpenduduk 15 juta orang, berada di garis patahan Anatolia Utara dan para ahli memperkirakan bahwa kota ini akan mengalami gempa bumi besar pada 2030. Sekira 70% struktur Istanbul dibangun sebelum penerapan peraturan bangunan pada 1999, dan karena itu dianggap berpotensi tidak aman. Sebuah studi baru-baru ini menyimpulkan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa besar di Istanbul bisa melampaui 90.000 orang.
Ozhaseki juga menjelaskan bahwa sebanyak 1,5 juta unit rumah di Istanbul, atau sekira satu dari empat, berpotensi berisiko, dan berkata “Kami melakukan yang terbaik untuk semua warga kami di zona gempa hingga akhir.”
Gempa bumi berkekuatan M7,6 pada 1999 dengan pusat gempa dekat kota barat laut Izmit, seki ra100 km dari Istanbul, menyebabkan kematian lebih dari 17.000 orang dan kerusakan melebihi USD3 miliar. [sdy]