WahanaNews.co | Para ahli menjelaskan bahwa HAARP atau High-frequency Active Auroral Research Program, tidak memiliki kemampuan modifikasi cuaca yang menyebabkan gempa bumi.
lmuwan buka suara soal klaim yang menyebut bahwa gempa bumi di Turki disebabkan oleh program militer Amerika Serikat, HAARP.
Baca Juga:
Penemuan Baru: Kemungkinan Kehidupan Alien di Kutub Utara Merkurius
Untuk diketahui, HAARP menjadi teknologi yang diklaim menyebabkan gempa dahsyat M 7,8 di Turki. Banyak informasi salah yang beredar online setelah bencana melanda, dengan menyertakan gambar palsu atau narasi yang menyesatkan tentang upaya penyelamatan.
Satu tweet mengatakan, "Gempa bumi di Turki terlihat seperti operasi hukuman (HAARP) oleh NATO atau AS melawan Turki" sambil membagikan video yang menunjukan seperti sambaran petir. "Tidak normal dalam gempa bumi, tetapi selalu terjadi di operasi HAARP,"
HAARP adalah program yang menggunakan pemancar frekuensi tinggi berdaya tinggi untuk mempelajari sifat dan perilaku ionosfer. Pada 2015, operasi fasilitas penelitian dipindahkan dari Angkatan Udara AS ke University of Alaska Fairbanks.
Baca Juga:
Ilmuwan: Februari 2024 Tercatat Sebagai Bulan Terpanas
Beberapa ahli mengatakan bahwa HAARP tidak bertanggung jawab atas gempa bumi di Turki atau di mana pun karena HAARP tidak memiliki kemampuan seperti itu, demikian dikutip dari Reuters, Kamis (16/2/2023) seperti diberitakan CNBC Indonesia.
Menurut bagian FAQ situs web HAARP, teknologi itu juga tidak dapat mengontrol atau memanipulasi cuaca.
Jessica Matthews, manajer program HAARP di University of Alaska Fairbanks, mengatakan kepada Reuters bahwa peralatan penelitian di situs HAARP tidak dapat menciptakan atau memperkuat bencana alam.