"Ada kemauan kolektif untuk membenarkan dan menyembunyikannya, dan membiarkannya tanpa hukuman. Semua ini terjadi dengan tujuan yang lebih tinggi: memenangkan perang," kata peneliti.
Peneliti mengungkap kejahatan itu meliputi penahanan massal, penyiksaan, pembakaran kampung, eksekusi, dan pembunuhan warga sipil. Kekerasan ini terjadi saat Belanda ingin mempertahankan bekas jajahannya setelah Indonesia menyatakan kemerdekannya pada 1945. Belanda lalu mundur pada 1949.
Baca Juga:
Jelang MotoGP Belanda: Duel Ulang Bagnaia vs Marquez di Trek Bersejarah Assen
Ini bukan permintaan maaf pertama Belanda kepada Indonesia, Raja Belanda Willem-Alexander sebelumnya telah secara resmi meminta maaf saat berkunjung ke Indonesia pada 2020 atas "kekerasan berlebihan" selama penjajahan.
Tapi, permintaan maaf PM Rutte kali ini adalah pengakuan pertama Belanda bahwa ada kekerasan brutal yang disengaja secara efektif selama perang. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.