WahanaNews.co | Suriah ingin Indonesia dapat mewujudkan komitmen penyampaian aspirasi negara-negara berkembang maupun konflik, yang merupakan salah satu fokus Indonesia dalam presidensinya di G20.
Duta Besar Suriah untuk Indonesia Abdulmonem Annan mengatakan, Indonesia diharapkan dapat mendukung tercapainya perdamaian dan kembalinya status normal di Suriah.
Baca Juga:
Damaskus Diserbu, Lebih dari 50.000 Warga Suriah Selamatkan diri ke Lebanon
“Jadi, pada saat yang sama kami sebagai warga Suriah berharap Indonesia memainkan peran penting dalam G20. Untuk membantu Suriah menggunakan perdamaiannya, untuk melenyapkan teroris. Kami telah mengalahkan terorisme, tetapi mereka masih ada di wilayah kami. Untuk membantu Suriah kembali ke status normalnya dan membawa pengungsi kembali ke rumah mereka,” ungkap Dubes Annan, Jumat (14/01/2022), di Kedutaan Besar Suriah di Jakarta.
Annan merujuk pada peran konstruktif Indonesia dalam menyikapi krisis politik di Myanmar.
“Kami mengharapkan Indonesia seperti yang selalu kami harapkan pada harapan kami datang benar, memainkan peran yang sangat konstruktif dalam pengentasan semua konflik. Bagaimana pun juga di Myanmar yang kita harapkan kita pantau peran konstruktif dan kebijaksanaan Indonesia dalam pendekatannya dalam krisis Myanmar,” papar Dubes Annan.
Baca Juga:
Bashar Al Assad Tinggalkan Suriah, Rusia Beri Suaka demi Stabilitas Regional
“Jadi, kami sangat berharap dan optimis bahwa kami melihat sesuatu yang serupa ketika hal itu terkait ke krisis dan penderitaan rakyat Suriah,” sambungnya.
Annan optimis Indonesia dalam presidensinya di G20 akan mencapai berbagai prestasi, utamanya terkait mempromosikan perdamaian.
“Saya optimis bahwa kepresidenan Indonesia di G20 akan membuat perbedaan, itu akan menjadi luar biasa dan setelah diserahkan kepresidenan untuk presiden atau ketua negara berikutnya. Saya pikir kita akan mengingat begitu banyak pencapaian Indonesia dalam mempromosikan dialog perdamaian, menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah rakyat,” ucapnya.
Selain, komitmen Indonesia melawan terorisme juga dipandang akan menjadi poin penting dalam presidensinya di G20.
“Memerangi terorisme seharusnya menjadi bagian dari kebijakan luar negeri negara ini telah berhasil dan dilakukan pada upaya memerangi terorisme dan untuk mempromosikan toleransi serta keragaman,” tambah Annan.
Menurut Annan Indonesia tidak hanya memimpin di sektor ekonomi, tapi juga turut membela kepentingan negara-negara muslim seperti Palestina.
“Merupakan aset besar bagi umat Islam pada umumnya, memiliki negara seperti Indonesia untuk memimpin negara-negara muslim. Tidak hanya memimpin di tingkat ekonomi. Tapi, memimpin membela kepentingan negara-negara muslim yang memiliki hak legitimasi seperti Palestina misalnya. Kami setiap warga arab mengharapkan Indonesia dan mereka melakukannya luar biasa untuk membela rakyat Palestina. Saya sangat tertarik dengan tingkat komitmen pemerintah Indonesia terhadap isu Palestina,” pungkasnya.
Diketahui Presidensi atau Keketuaan Indonesia di G20 dimulai pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
Dengan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”, Indonesia memastikan mengedepankan inklusifitas selama presidensi di G20.
Setidaknya terdapat tiga hal yang menjadi visi Indonesia dalam presidensinya.
Yaitu, untuk pemulihan krisis global yang inklusif dan berkelanjutan, refleksi kepercayaan internasional atas kepemimpinan Indonesia, serta amanah dan tanggung jawab untuk memimpin dunia di masa sulit. [rin]