Menariknya, meskipun Swedia hanya berada di peringkat keenam berdasarkan persentase TPAK perempuan, negara ini dinobatkan sebagai negara terbaik untuk pekerja perempuan pada tahun 2025.
Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Islandia dan Finlandia.
Baca Juga:
Swedia dan Indonesia Perkuat Kerja Sama Kesehatan Lewat MoU di SISP 2025
Di Swedia, sebanyak 43,7% posisi manajerial dan 37,7% kursi dewan direksi diisi oleh perempuan. Selain itu, kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan sangat kecil. Rata-rata gaji perempuan mencapai sekitar 90% dari gaji laki-laki.
Swedia juga menjadi negara pertama yang menerapkan kebijakan cuti orang tua berbasis netral gender, di mana baik ayah maupun ibu memiliki hak yang setara untuk merawat anak setelah kelahiran.
Kebijakan ini menjadikan Swedia pelopor dalam mewujudkan kesetaraan gender, tidak hanya dalam dunia kerja, tetapi juga dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan politik.
Baca Juga:
Bokek Parah! Raksasa Baterai Northvolt Merugi, Utang Nembus US$8 Miliar
Kendati banyak negara menunjukkan kemajuan positif dalam mendorong partisipasi perempuan, masih terdapat tantangan yang harus diatasi.
Masih banyak perempuan yang bekerja di sektor informal maupun formal dengan minim perlindungan.
Isu seperti glass ceiling, kesenjangan upah, diskriminasi, dan hak maternitas masih menjadi hambatan nyata.