Pasukan Rusia tampaknya mencoba strategi untuk menjepit dari Izyum dan Popasna agar dapat mengisolasi seluruh pasukan taktis Ukraina yang terdiri dari sekitar 50 ribu orang di wilayah Luhansk dan Donetsk di timur.
Pada 21 Mei 2022, pertempuran untuk Severodonetsk, kota paling timur yang dikuasai Ukraina, dimulai dengan dahsyat.
Baca Juga:
Bom Truk Koyak Jembatan Krimea, Tiga Orang Tewas
Di sebelah timur kota tersebut, pengeboman dan aksi saling serang dimulai.
Di sebelah baratnya, blogger militer Rusia mengatakan pasukannya telah menghancurkan salah satu dari dua jembatan yang menghubungkan kota itu ke Lysychansk di seberang sungai Siversky Donetsk dan memperumit jalur pasokan Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan, pengeboman Rusia mengubah Donbas menjadi neraka.
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai, mengatakan, Severodonetsk tetap berada di tangan Ukraina pada 24 Mei 2022, di tengah prospek yang semakin gelap.
"Situasinya sangat sulit dan sayangnya semakin memburuk. Ini semakin buruk setiap hari dan bahkan setiap jam," kata Haidai dalam sebuah video di Telegram.
"Penembakan semakin meningkat. Tentara Rusia telah memutuskan untuk menghancurkan Severodonetsk sepenuhnya."