WahanaNews.co, Beirut - Lebanon mengecam keras tindakan Israel setelah menyerang daerah perumahan di Kota Mays Al Jabal, Lebanon, yang mengakibatkan kematian seorang tentara dan melukai dua lainnya pada serangan dekat perbatasan pada Senin (4/12/2023).
Meskipun Israel meminta maaf atas insiden tersebut, Lebanon menilai permintaan maaf tersebut tidak mencukupi dan tetap mengajukan keluhan ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga:
Lebanon di Ambang Perang, Israel Lancarkan Serangan Udara Terbesar Sejak 2024
Kota Mays Al Jabal mengalami perubahan drastis menjadi medan pertempuran selama empat jam pada malam hari akibat serangan rudal Israel.
Dampak yang dahsyat terasa hingga ke Rumah Sakit Mays Al Jabal, yang berada dekat dengan wilayah yang diserang oleh Lebanon.
Pasukan Israel diduga menggunakan artileri dan bom fosfor putih, yang dianggap sebagai bahan terlarang dalam hukum internasional.
Baca Juga:
Sejak Awal Agresi Israel ke Jalur Gaza, Hamas Sebut 33 Sandera Tewas
Meskipun Israel membela serangannya sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan oleh kelompok Hizbullah di Lebanon ke wilayah Israel, Lebanon tetap mengajukan protes atas tindakan tersebut.
Hizbullah pun kembali melakukan serangan roket sebanyak 14 kali atas serangan udara Israel yang menewaskan satu tentara Lebanon di pusat militer Al Disa.
Kementerian Luar Negeri Prancis sampai buka suara pada Rabu (6/12/2023) atas serangan Israel yang menewaskan satu tentara Lebanon dan melukai dua lainnya.