WahanaNews.co | Presiden
Afghanistan, Ashraf Ghani, kesal dengan sikap Amerika Serikat dan Pakta
Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang mendadak menarik pasukan. Langkah itu
telah membuat situasi keamanan di negara itu semakin memburuk akibat peperangan
dengan kelompok Taliban.
ass="MsoNormal">
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
"Situasi saat ini karena keputusan mendadak mengenai
penarikan pasukan internasional," kata Ghani kepada dewan Afghanistan
dalam sebuah pidato, dikutip Reuters, Senin (2/8).
Ghani mengklaim pemerintah Afghanistan punya rencana untuk
mengendalikan situasi dalam rentang waktu enam bulan.
Kelompok Taliban mengklaim menguasai 90 persen wilayah
Afghanistan. Dalam beberapa hari terakhir, mereka juga merangsek ke tiga ibu
kota provinsi.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Taliban semakin gencar menyerang pasukan Afghanistan dan
merebut wilayah usai Amerika Serikat dan NATO menarik pasukan dari Afghanistan.
Ghani juga menyebut kelompok Taliban masih berhubungan
dengan kelompok teroris, dan terus meningkatkan serangan terhadap perempuan
serta masyarakat sipil. Namun, Taliban membantah tuduhan Ghani.
"Deklarasi perang, tuduhan dan kebohongan tak bisa
memperpanjang usia pemerintahan Ghani; waktunya sudah habis, InsyaAllah,"
kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, di akun Twitter miliknya.
Perundingan damai antara pemerintah Afghanistan dan delegasi
Taliban sudah dimulai sejak tahun lalu, di Doha, Qatar. Namun, negosiasi itu
buntu dan tak menghasilkan kesepakatan apapun meski sudah dilakukan beberapa
kali.
Taliban, kata Ghani, enggan berdamai dengan pemerintah
Afghanistan kecuali situasi keamanan yang tengah memburuk dapat diatasi.
Bagaimanapun, kedua belah pihak berjanji mempercepat pembicaraan damai.
"Sudah saatnya Taliban dan pemerintah Afghanistan saling
menerima dan menuju solusi damai," ujar Ghani. [qnt]