WahanaNews.co | Untuk kali pertama, Rusia menerbangkan armada pesawat tempurnya untuk ikut patroli di Dataran Tinggi Golan, Wilayah Selatan Suriah yang selama ini terlibat konflik dengan Israel.
Rusia yang ikut terjun dalam konflik internal Suriah antara Rezim Assad melawan Pemberontak dan ISIS selama ini hanya diam saja dengan agresi dan serangan udara yang dilakukan oleh Israel ke wilayah selatan Suriah.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Suriah adalah satu-satunya negara Arab yang secara de facto masih terus perang dengan Israel, karena kedua negara tak punya perjajian damai.
Aksi Rusia ini diyakini akan memberkan tekanan pada Israel jika berani menyerang kawasan Suriah Selatan. Terutama Dataran Tinggi Golan yang diprebutkan kedua negara.
Dalam berita yang dilansir oleh TASS, Pilot militer Rusia dan Suriah telah melakukan misi patroli udara bersama di sepanjang Dataran Tinggi Golan dan Sungai Efrat, kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
“Rute misi itu membentang di sepanjang Dataran Tinggi Golan, ordo selatan, Sungai Efrat, dan di atas Suriah utara,” bunyi pernyataan itu. “Pilot Rusia lepas landas dari Pangkalan Udara Hmeymim, sementara warga Suriah lepas landas dari lapangan terbang Seikal dan Dumayr di luar Damaskus,” tambah kementerian itu.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, misi tersebut melibatkan pesawat Su-34 dan Su-35 Rusia dan pesawat peringatan dini dan kontrol A-50, serta pesawat MiG-23 dan MiG-29 Suriah.
“Selama misi patroli, pilot Suriah mengendalikan wilayah udara dan memberikan perlindungan bagi pesawat tempur, sementara kru Rusia berlatih menyerang target darat,” kata pernyataan itu.
Kementerian mengatakan bahwa pilot telah berlatih menyerang target udara dan target darat di tempat latihan di Suriah tengah.
“Pilot kedua negara mengembangkan keterampilan untuk kerja sama dalam berbagai situasi. Misi bersama semacam ini sekarang akan berlangsung secara teratur,” tegas Kementerian Pertahanan Rusia. [qnt]