Jet Su-30 yang ditaksir bernilai sekitar 50 juta dolar AS, atau lebih dari Rp800 miliar, dikerahkan Rusia untuk mencegat ancaman dari USV yang mendekati pangkalan-pangkalan vital mereka di Novorossiysk dan Kerch.
Jet tersebut dilaporkan terbang rendah guna menyerang drone dengan kanon atau roket tanpa kendali, sebuah taktik yang berujung fatal.
Baca Juga:
Drone Ukraina Serang Berbagai Wilayah Rusia, AS Mengaku Tak Tahu Menahu
Group 13 sebelumnya dikaitkan dengan penggunaan USV tipe Magura V5, yang sempat dilaporkan membawa rudal udara-ke-udara AA-12 Archer dan dijuluki “Sea Dragon”.
Meski demikian, belum ada kepastian bahwa rudal itulah yang digunakan dalam insiden penembakan jet Su-30 tersebut.
Magura V5 sendiri adalah platform tempur laut canggih yang dilengkapi dengan kamera, sistem navigasi GPS, dan teknologi kendali otonom, yang memungkinkannya beroperasi secara independen atau dikendalikan dari jarak jauh.
Baca Juga:
Malam-malam Tak Lagi Tenang, Drone Iblis dari Rusia Siap Hantam Jantung Ukraina
Karakteristik desainnya, berprofil rendah dan berpenampang radar kecil, memberikan keunggulan dalam menghindari deteksi, terutama di wilayah Laut Hitam yang padat pertahanan udara Rusia.
Drone ini merupakan hasil kolaborasi teknologi antara Ukraina dan sekutu-sekutunya di Barat, termasuk Inggris. Pengembangannya mencerminkan adaptasi cepat Ukraina terhadap dinamika peperangan abad ke-21.
Sejak diperkenalkan, Magura V5 telah sukses menenggelamkan atau merusak berbagai kapal perang dan kapal pendukung Rusia, termasuk peristiwa penenggelaman kapal penjelajah Moskva pada 2022, yang menjadi titik balik signifikan dalam konflik Laut Hitam.